gumun in Kolom Budaya Emha Ainun Najib / Suara Merdeka

Kita Bukan Bangsa Pemalas

source: suara merdeka, Kamis, 16 Oktober 2003

ORANG yang gumunan sering mengatakan, satu orang Jepang kualitas dan tenaganya sama dengan 5 orang Indonesia. Sementara satu orang Korea sama dengan 3 orang Jepang. Jadi 15 orang Indonesia baru bisa menandingi satu orang Korea. Yang dibandingkan adalah stamina dan etos kerjanya, keuletan dan kerajinannya, kadar profesionalitas dan manajerialnya.

Tentu itu berangkat dari kenyataan industri dan perekonomian Korea yang semakin menguasai dunia. Padahal negaranya kecil, tak punya kekayaan alam, laki-lakinya jarang yang ganteng dan perempuannya tak ada yang mampu menandingi kecantikan artis-artis kita.

Memang sesudah sampai awal tahun 80-an Korsel kacau kepribadian kebangsaannya, sesudah ditandangi oleh pemerintahan militer yang bersikap sangat memacu kerja keras rakyatnya, yang menempelengi koruptor dan para pemalas. Akhirnya bangkitlah bangsa Korea, dan sekarang langit bumi mengaguminya.

Tetapi kalau kesimpulan itu mengandung tuduhan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemalas, sangat suka mencuri, tak mau jalan kecuali jalan pintas, main bola sambil duduk tapi ingin menang 5-0 dan kalau kemasukan gol marah-marah – itu salah besar!

Bangsa Indonesia bukan bangsa pemalas. Kita adalah bangsa yang memang tidak perlu rajin, tidak membutuhkan keuletan, tidak mau ngoyo, cukup ikut sidang-sidang kemudian bisa bikin supermarket, dll. Kita bangsa yang kaya raya sejak dari sononya, sehingga cukup mengisi kehidupan dengan joget dan tidur saja, tidak perlu repot-repot seperti bangsa-bangsa lain. Sedemikian adil makmur aman sejahteranya negara kita, sehingga kita tidak membutuhkan pemerintahan yang baik.

Demi membantah pendapat di atas, saya nekat terbang ke Korea. Mohon maaf minggu kemarin saya absen menulis karena itu. Tapi karena di negeri ginseng itu saya tidak tahu jalan, maka 12 hari baru bisa pulang kembali ke tanah air. Apalagi orang Korea sangat benci kepada Amerika Serikat, sehingga mereka sangat gengsi untuk memakai bahasa Inggris. Jadi semua informasi, petunjuk-petunjuk di jalan dan di mana saja hampir 99% memakai bahasa dan tulisan Korea.

Dulu mereka benci Jepang karena sebagaimana kita Indonesia, mereka juga dijajah Jepang, rakyatnya diperbudak, kerajaannya dibakar habis – sampai akhirnya di kemudian hari mereka mengimpor kayu dari Kalimantan untuk bikin bangunan kraton yang dimirip-miripkan dengan aslinya.

Korea merdeka dari Jepang dua hari sebelum kita, yakni 15 Agustus 1945. Sekarang di zaman modern mereka punya sasaran kebencian yang lebih besar, yaitu Amerika Serikat – meskipun tentu saja hati rakyat mereka tidak tercermin oleh sikap pemerintah mereka. Namanya juga pemerintah, tentu agak aneh kalau sepak terjangnya mirip dengan kelakuan rakyatnya.

Saya jadi enthung thilang-thileng di Encheon, Seoul, Busan, sampai ke pinggiran Suwon, Ansan dll. Mana gedung-gedungnya tinggi-tinggi amat. Belum lagi kereta bawah tanahnya silang sengkarut berlapis-lapis mengiris-iris bertingkat-tingkat ke bawah permukaan bumi. Keluar dari subway saja saya pasti bingung, apalagi setiap subway di bawah tanah itu ada lapisan-lapisan pasar yang masing-masing se-kecamatan luasnya. Huruf latin tak ada 5% jumlahnya.

Lebih celaka lagi karena kebanyakan orang Korea tidak bisa berbahasa Indonesia, sementara kemampuan bahasa saya juga sangat awam. Kalau ke Mesir, Arab, Jordan, Syria atau Israel, saya selalu mengaku kepada orang-orang di sana bahwa saya lebih mampu berbahasa Inggris dibanding bahasa Arab.

Sementara kalau saya ke London, Ann Arbor, atau ke Perth, saya selalu memamerkan bahwa memang bahasa Inggris saya sangat buruk – tapi kan bahasa Arab saya sangat OK.

Padahal orang Korea sangat jarang tidur. Jam 11 malam saya ketemu anak-anak SMP pulang sekolah. Jam 1 dinihari mahasiswa-mahasiswi pulang kuliah. Mulai jam 2 pagi Pasar Dong Daimun, Nam Daimun atau mall Doota justru sedang ramai-ramainya. Karena kita negara sejahtera maka Jakarta macet sore-sore kita sudah cemas, padahal di Seoul jam 3 pagi di sana – sini traffic jam.

Begitu banyak orang, tapi saya tak bisa omong apa-apa. Ada satu dua kata Korea saya tahu, tapi hilang maknanya karena setiap kata ditambah “see” atau “ee”. Sampai akhirnya saya ngedumel sendiri dan menyanyikan lagu Indonesia berjudul “Asek”. Bunyinya: “Asekuntum mawar meraaah, o o o….”

Alhasil saya kebingungan. Tak tahu utara selatan. Karena di luar Indonesia orang ngertinya kanan kiri depan belakang atas bawah. Barat timur sudah lenyap. Karena Tuhan sendiri berfirman bahwa la syarqiyyah wa la ghorbiyyah.. Tak timur, tak barat.

Untung saya ditolong oleh seorang direktur utama sebuah perusahaan pembuat alat-alat Security System dan software komputer, terutama Internet Multimedia Phone.

Sebagai orang udik saya terbengong-bengong di tepi jalan, sampai akhirnya dihampiri oleh beliaunya itu. Seorang Sajang, alias juragan perusahaan besar – meskipun tak sebesar Samsung, SK, LG atau Honde (Hyundai) – yang barusan pimpinannya bunuh diri terjun dari gedung tinggi gara-gara rahasia keuangan ekstra perusahaannya yang terkait dengan Korea Utara.

Tapi Pak Sajang ini kelakuannya sungguh aneh. Saya didatangi, dikasih rokok, diajak makan, bahkan dia membawa wajan sendiri untuk keperluan penggorengan makan kami. Saya dikursus bagaimana menggunakan sumpit. Kemudian beliau mengajak saya keliling melihat-lihat kantor-kantor dan pabriknya. Saya dibikin terkagum-kagum dipameri kunci atau gembok pintu yang detektor pembukanya menggunakan sidik jari. Kalau sidik jari kita belum terdaftar, nggak bisa buka pintu. Kemudian bahkan ada gembok yang berdasarkan sinar mata kita. Meskipun nama saya Ainun, artinya mata – tetap saja pintu itu tak bergeming meskipun saya pelototi habis-habisan sampai mengerahkan ilmu kebatinan Kaliwungu, Banten, Tulungagung dll.

Mohon maaf ruangan untuk tulisan ini sudah habis. Minggu depan saya sambung dari Malaysia, karena Pak Sajang itu menyuruh saya ke KL tgl 17 lusa. (18)

21 responses to “gumun in Kolom Budaya Emha Ainun Najib / Suara Merdeka

  1. Kebetulan saya bekerja di sebuah perusahaan Korea (critane lagi mburuh ki Cak). Satu hal yang paling menarik bagi saya yang dimiliki oleh orang Korea adalah motivasi dan semangat kerja yang tinggi. Kalau soal kecerdasan….sudah terbukti bangsa kita diatas mereka. Olimpiade Fisika? Astronomi? Matematika? Siapa juara?

    ~~~
    lhah? sampeyan dah njawab sendiri kok, mas..

  2. Emang untuk masalah kecerdasan dan Akal-akalan bangsa kita yang lebih unggul.

    Peralatan apapun yang sudah tidak produksi lagi saja bisa dibuat. Cuma masih perorangan.
    Kalau Ide2 dan semangat disatukan – SATU VISI dan SATU MISI… Bangsa Kita akan menjadi BANGSA yang Besar. Kalau sekarang masih sebagai Bangsa yang BESAR di OMONG Doang, tanpa ada bukti2 yang nyata (Bukti hanya diatas kertas) untuk realita lapangan Jauh berbeda.

    kayaknya bangsa ini memang lebih cerdas dalam hal “akal-mengakali” ya mas?

    • Begitu indah dan kaya Indonesia ini, mari bersama kita lestarikan budaya kita,, salam kenal dari Pernikahan Adat Di Indonesia

    • Gajah Nusantara marah

      Semoga saudara2 ku diseluruh bangsa dan negara ini bertobat dan berhenti ingkar atas kehendak dan ketentuan Tuhan YME atau berhenti ingkar atas fakta ,realita dan kenyataan . Bahwa kita semua ini diberi kesempatan hidup , fasilitas hidup dan kenikmatan hidup di alam bumi Nusantara bukan di bumi bangsa lain dan janin kita , tulang kita serta daging yang membungkus jiwa raga kita ini dari sari alam bumi Nusantara tetapi mayoritas saudara2 ku di bangsa dan negara ini lebih bangga dan mengagung – agungkan budaya , keyakinan dan bumi bangsa lain .Ya sangat wajar kalau alam Nusantara ini murka / marah , bumi sudah mulai marah jadi gempa , longsor dan ambles , air sudah mulai marah jadi tsunami dan banjir , angin sudah mulai marah jadi puting beliung dan badai sebentar lagi matahari marah jadi badai matahari . Karena semua saudara2ku di bangsa dan negara ini tidak ada rasa terima kasih apalagi bersyukur atas kemakmuran , kekayaan , keindahan dan karunia Tuhan untuk Alam Bumi Nusantara ini . Yang semuanya sudah atas kehendak dan ketetntuanNya . Fakta yang ada : matahari yang menyinari dunia ini hanya satu , kalau menyinari bumi Nusantara maximum hanya 34 derajat celcius dan minimum hanya 16 derajat celcius tetapi kalau menyinari bumi dan bangsa lain maximum bisa mencapai 52 derajat celcius dam minimum mencapai minus 20 derajat celcius . Kenapa tidak terima kasih dan cenderung ingkar atas fakta , realita dan kenyataan ini karena lebih bangga dan mengagung – agungkan bumi bangsa lain . Bertobat dan sadarlah wahai saudara 2 ku .

  3. Wah, kalau cerita riil tentang korea seperti itu. Bangsa kita makin ketinggalan jauh. Sebab hingga saat ini kita masih kebingungan mau membentuk generasi penerus itu seperti itu. Sebab buktinya kita makin banyak kehilangan etos kerja, percaya diri dan selalu gumun hal lain tanpa semangat untuk membangun diri. Semoga kita bisa saling memberikan masukan untuk bangkit. Amiin.

    Sarono Putro Sasmito
    Pemimpin Redaksi Buletin Suara Pendidikan Kabupaten Ogan Ilir Sumsel
    Redpel Tabloid Desa Palembang
    Website:www. tabloid-desa.com
    HP 08153801762

    amin, mas..

  4. edhiaaaannn… canggih yo….
    ada aspek sosial yang hangat seperti indonesa gak di sana? mbok ya di ceritain…
    nek siklus hidup kaya gitu ya kaya robot juga yah…..
    btw, orang sana kalo liburan ngapain? bagaimana tingkat stress nya?
    lha kok mendeteil ngene aku yo?
    maap mbah…

    sante wae mas..

  5. saya kecewa membaca tulisan anda, awalnya saya mengira tulisan anda akan membahas tentang ‘oran Indonesia yang bukan pemalas’ dengan mengobrak-abrik strereotip orang indonesia yang pemalas.
    tapi ternyata itu hanya pintu megah yang didalamnya tak sesuai dengan pintunya.
    salam hormat dari saya

    lhoh? jangan sama saya mas… 😀

  6. orang indonesia bukan bangsa pemalas?
    mungkin iya, mungkin juga tidak, tergantung dari mana kita melihatnya.

  7. Hart_oi! kuncoro

    Ne cak nun kesasar ng pedalaman kalimantan trus ape ngakune iso boso opo yo ne ktemu wong dayak udik, lha ng kene do ga iso boso indonesia,jowo po maneh ingris kro arab..ng kene go boso ketek je..pait bung!
    Korea ki daerah endi to mbah..

  8. Makin lama kita cuma unggul di kuantitas. Kualitas menungsone adoooh banget. Bener po ora cak.

  9. kalo di indonesia ada yg ngakunya abdi negara tapi kerjaannya cuma leyeh2, seminggu kerja cuma 4 hari tanpa ketinggalan tidur siang plus browsing di pasar dan mall, 1 hari buat meregangkan otot soale kesel dolan terus, 2 hari lagi “tura turu” tanpa malu ma tukang ojek

  10. di Indonesia juga bisa buat pintu dengan gembok detektor sidik jari atau sinar mata (retina detector), tapi percuma… paling2 juga dicongkel.

  11. alangkah indahnya cak nun mendoktrin masyarakat kita dengan gaya bahasa yang elok dan penuh makna sangat mengena. sejauh pengamatan cak nun, negara kita adalalah negara yang ketinggalan dan orang-orang pemalas, gaya hidup sok kaya, tapi kenyataannya omong belaka.kalo boleh mintak solusi, harus bagaimanakah sebenarnya indonesia ini cakkkkkk? terimakasih.

  12. Kita harus lebih mengenal-Nya lagi. Dengan mengenal diri sendiri, itu sudah sangat cukup.
    Hanya bagi kaum yg berpikir.

  13. ¤¤ ya tuhan kapan aq disatuhkan ama cowo yg aq cintai selma ini…¤¤

  14. ¤¤pintu hatiku dah tertutup untuk orng lain smpe kapan pun .¤¤

  15. komen-komennya tak kalah menarik dengan kolomnya

  16. tampak krg mengerti maksud tulisan seseorang,,,belajar ja lebh halus untuk memaparkan karya seseorang,,,,,tu di liat auranya

  17. This is a message to the admin. Your website is missing out on at least 300 visitors per day. I have found a company which offers to dramatically increase your traffic to your site: http://voxseo.com/traffic/ They offer 1,000 free visitors during their free trial period and I managed to get over 30,000 visitors per month using their services, you could also get lot more targeted traffic than you have now. Hope this helps 🙂 Take care.

Leave a reply to veedho Cancel reply